28/12/12

Sandi Kotak 1



Semaphore


Semaphore


Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan bendera, dayung, batang, tangan kosong atau dengan sarung tangan. Informasi yang didapat dibaca melalui posisi bendera atau tangan. Namun kini yang umumnya digunakan adalah bendera, yang dinamakan bendera semaphore. Pengiriman sandi melalui bendera semaphore ini menggunakan dua bendera, yang masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Bentuk bendera yang persegi merupakan penggabungan dua buah segitiga sama kaki yang berbeda warna. Warna yang digunakan sebenarnya bisa bermacam-macam, namun yang lazim digunakan adalah warna merah dan kuning, dimana letak warna merah selalu berada dekat tangkai bendera. Pada awal abad ke 19, semaphore digunakan dalam komunikasi kelautan.

Sandi Morse


Kode Morse

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Kode Morse atau 'Sandi Morse' adalah sistem representasi huruf, angka, tanda baca dan sinyal dengan menggunakan kode titik dan garis yang disusun mewakili karakter tertentu[1] pada alfabet atau sinyal (pertanda) tertentu yang disepakati penggunaannya di seluruh dunia. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835.
Kode Morse

Perkembangan

Awal penggunaan

Kode morse pertama kali digunakan secara luas setelah teknologi radio dan telegrafi berkembang pesat di akhir abad ke-19. Pada awal-awal penggunaannya kode morse dipakai untuk pengiriman pesan antara dua tempat yang terpisah jauh dengan menggunakan teknologi radio CW atau gelombang tetap sebelum ditemukannya komunikasi radio dengan suara. Hal ini dikarenakan radio pada masa awalnya masih pada penggunaan gelombang rendah, yang tidak mampu mengirimkan gelombang suara, namun dapat mengirimkan bunyi sederhana seperti bunyi panjang-pendek dari kode morse.
Kode morse tidak lagi dipergunakan sebagai modul komunikasi resmi Angkatan Laut internasional pada tahun 1997 dan diganti dengan sistem GMDSS yang menggunakan satelit bukannya gelombang radio, namun sampai saat ini kode morse masih aktif digunakan dalam komunikasi jarak jauh antar kapal laut atau menara darat internasional.

Penggunaan sipil

Tombol transmisi morse tipe satu tombol. Model ini umum digunakan sejak Perang Dunia ke-2. Kini model varian dua tombol (masing-masing untuk titik dan garis) lebih umum digunakan dalam pengiriman kode morse.
Pada masa awal perkembangannya hingga pertengahan abad ke-20, kode morse yang dikirim melalui telegraf adalah media komunikasi yang jangkauannya terluas dan tercepat, dan menjadi sarana utama pengiriman berita di kantor-kantor pos di seluruh dunia hingga saat telepon menjadi populer di masyarakat. Namun hingga saat ini, radio amatir (radio non pemerintah, komersial maupun militer), termasuk ORARI Indonesia masih aktif menggunakan kode morse baik untuk berkomunikasi maupun berpartisipasi dalam kontes
Kode morse juga masih dicantumkan dalam pedoman radiotelepon Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), walaupun hanya digunakan dalam keadaan tertentu saja. Pelayaran sipil juga masih menggunakan kode morse untuk komunikasi jarak jauh.
Sinyal yang paling umum disepakati dan digunakan dalam Kode Morse adalah sinyal SOS (... --- ...), yaitu kode yang digunakan sebagai tanda adanya bahaya yang telah disepakati oleh berbagai perjanjian maritim internasional, dan di beberapa negara dan wilayah menggunakan tanda ini di luar situasi gawat darurat dapat berakibat kepada ancaman hukuman. Kapal yang berada dalam bahaya dapat mengirimkan tanda ini sebagai sinyal darurat, baik dalam bentuk sinyal radio, lampu tanda, peluit atau bendera.

Metode dan cara penggunaan

Durasi pengiriman kode morse diukur dalam satuan Kata Per Menit (WPM), dan berkisar di antara 8-50 WPM di dalam penggunaannya secara umum melalui jaringan radio atau media lain.

Kode morse dalam kepramukaan

Kode morse juga digunakan dan dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia kepramukaan kode morse disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode morse disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.
Untuk menghafalkan kode ini digunakan metode yang mengelompokkan huruf-huruf berdasarkan bagaimana huruf ini diwakili oleh kode morsenya. Pengelompokan tersebut antara lain Alphabet dengan kode morse yang berkebalikan antara titik dan garis, misalnya huruf K yang diwakili oleh -.- berkebalikan dengan huruf R yang diwakili oleh .-. dan alfabet dengan kode morse berlawanan. Misalnya, huruf A yang diwakili oleh .- dan huruf N yang diwakili oleh -..
Kemampuan menerima dan mengirimkan kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima Tanda Kecakapan Khusus. Kode morse juga digunakan sebagai kunci dalam memecahkan Sandi Rumput.

Alfabet dalam kode morse

  • A • –
  • B – • • •
  • C – • – •
  • D – • •
  • E •
  • F • • – •
  • G – – •
  • H • • • •
  • I • •
  • J • – – –
  • K – • –
  • L • – • •
  • M – –
  • N – •
  • O – – –
  • P • – – •
  • Q – – • –
  • R • – •
  • S • • •
  • T –
  • U • • –
  • V • • • –
  • W • – –
  • X – • • –
  • Y – • – –
  • Z – – • •
Tanda Baca :
  • . • – • – • –
  • , – – • • – –
  • : – – – • • •
  • - – • • • • –
  • / – • • – •
Angka :
  • 1 • – – – –
  • 2 • • – – –
  • 3 • • • – –
  • 4 • • • • –
  • 5 • • • • •
  • 6 – • • • •
  • 7 – – • • •
  • 8 – – – • •
  • 9 – – – – •
  • 0 – – – – –

Metode memorisasi

Beberapa metode umum digunakan untuk memudahkan penghafalan kode ini, baik visual, auditori dan metode lain yang masih terus berkembang.

Metode Koch

Metode Koch adalah metode pembelajaran pengiriman kode morse dengan sistem gradual. Latihan dengan metode Koch dimulai dengan menggunakan dua huruf yang diulang terus menerus[3] (umumnya E dan T untuk alasan pembiasaan dengan interval). Setelah seseorang menguasai dua huruf ini dan dapat membaca maupun mengirimkannya dengan cepat, maka satu huruf ditambahkan, dan seterusnya hingga seseorang yang mempelajari kode morse dapat menguasai pembacaan maupun pengiriman kode melalui pembiasaan.

Metode substitusi

Metode ini umum digunakan di kepramukaan Indonesia, yaitu dengan membuat padanan kata yang berawal dari alfabet latin, dan setiap O mewakili garis ( - ), dan setiap huruf vokal lain mewakili titik (.)
A : Ano . -
B : Bonaparte - . . .
C : Coba - coba - . – .
D : Dominan - . .
E : Egg .
F : Father Joe . . – .
G : Golongan - – .
H : Himalaya . . . .
I : Islam . .
J : Jago loro . – - -
K : Komando - . -
L : Lemonade . – . .
M : Motor - -
N : Notes - .
O : Omoto - – -
P : Pertolongan . – - .
Q : Qomokaro - – . -
R : Rasove . – .
S : Sahara . . .
T : Ton -
U : U'nesco . . -
V : Versikaro . . . -
W : Winoto . – -
X : Xosendero - . . -
Y : Yosimoto - . – -
Z : Zoroaster - –



Pengelompokan

metode yang mengelompokkan huruf-huruf berdasarkan bagaimana huruf ini diwakili oleh kode morsenya. Pengelompokan tersebut antara lain Alphabet dengan kode morse yang berkebalikan antara titik dan garis, misalnya huruf K yang diwakili oleh -.- berkebalikan dengan huruf R yang diwakili oleh .-. dan alfabet dengan kode morse berlawanan. Misalnya, huruf A yang diwakili oleh .- dan huruf N yang diwakili oleh -..
Alfabet dengan kode morse yang berkebalikan
Alfabet Morse Alfabet Morse
E . T -
I .. M --
S ... O ---
H .... KH ----
Alfabet Morse Alfabet Morse
K -.- R .-.
X -..- P .--.
Alphabet dengan kode morse yang berlawanan
Alfabet Morse Alfabet Morse
A .- N -.
U ..- D -..
V ...- B -...
Alfabet Morse Alfabet Morse
W .-- G --.
F ..-. L .-..
Y -.-- Q --.-
Tidak memiliki pasangan
Alfabet Morse
C -.-.
J .---
Z --..
Penghafalan dilakukan secara kelompok huruf EISH TMOKH, AUV NDB, WFY GLQ CJZ
E   = .         T   = _           R   = ._.      F   = .._.
I   = ..        M   = _ _         K   = _._      L   = ._..
S   = ...       O   = _ _ _       W   = ._ _     Q   = _ _._
H   = ....      KH  = _ _ _ _     G   = _ _.     Y   = _._ _ 
A   = ._        N   = _.          C   = _._.      X   = _.._
U   = .._       D   = _..         J   = ._ _ _    P   =._ _.
V   = ..._      B   = _...        Z   = _ _ ..

Perkembangan

Beberapa metode lain masih dikembangkan untuk mempermudah penghafalan kode morse, seperti tabel morse, podcast online, dan "lagu morse" yang mempermudah pendangkapan dengan pendengaran.

Peta Perjalanan


Peta perjalanan hamper sama dengan peta-pita, tetapi dibuat dalam bentuk yang lain. Pengerjaannya dan cara-caranya tidak jauh berbeda dengan cara-cara pengerjaan laporan peta-pita.
Keterangan:
1. Jarak pada peta perjalanan diskalakan.
Contoh: Setiap 100 meter di atas tanah menjadi 10 cm di kertas.
Jadi 10cm : 100 m
10 cm        : 10.000 cm
1                : 1.000
2. Titik sasaran harus ditetapkan sebelum bergerak.
3. Mulailah membuat peta perjalanan di tengah kertas, dan tandailah tempat permulaan dengan huruf A. kemudian ke tempat kedua B, dan seterusnya.
4. Hitung (taksir) jarak yang ditempuh dan ubahlah ke dalam skala.
5. Cantumkan tanda-tanda peta topografi.
6. Arah utara selalu di atas.

Navigasi Darat


Pengetahuan Dasar Navigasi Darat

Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita.

Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada dimedan sebenarnya yang di proyeksikan pada peta.

Beberapa media dasar navigasi darat adalah :

Peta

Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.

Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :
  • Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
  • Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta
  • Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya
  • Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.
  • Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).
  • Legenda peta ; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.

Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960.

Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

Koordinat

Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
  1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30"), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60").
  2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).
Analisa Peta

Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.

  1. Unsur dasar peta ; Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.
  2. Mengenal tanda medan ; Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :
    • Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
    • Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
    • Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
    • Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
    • Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:

    1. Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.
    2. Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
    3. Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
    4. Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
    5. Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
    6. Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
    7. Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
    8. Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan
Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :

  • Badan, tempat komponen lainnya berada
  • Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.
  • Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.
Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.
Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat
Cttn: saat ini sudah banyak digunakan GPS [global positioning system] dengan tehnologi satelite untuk mengantikan beberapa fungsi kompas.


Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:
  1. Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
  2. Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
  3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
  4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
  5. Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.

Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.

Resection

Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).

Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:
  1. Lakukan orientasi peta
  2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
  3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
  4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
  5. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
  6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
  1. Lakukan orientasi peta
  2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
  3. Bidik obyek yang kita amati
  4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
  5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
  6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

Azimuth - Back Azimuth

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
  • Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
  • Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º

Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
  2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
  3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
  4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
  5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.

Merencanakan Jalur Lintasan

Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.

Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.

Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.

Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.

Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.

Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
  1. Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
  2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
  3. Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
  4. Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.
  5. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.

Penampang Lintasan

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.

Beberapa manfaat penampang lintasan :
  1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
  2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
  3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
  4. Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
  1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
  2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
  3. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
  4. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
  5. Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.


Syarat Pramuka Garuda bagi Penegak


Pramuka Garuda Penegak
Pramuka Garuda ialah tingkatan tertinggi dalam setiap golongan Pramuka (Siaga, Penggalang,
Penegak, Pandega). Seorang peserta didik yang telah
mencapai tingkatan terakhir dalam golongannya, dan telah
memenuhi persyaratan SKK Garuda, berhak mengajukan
permohonan kepada Kwartir
melalui pembina gudepnya untuk
dapat mengikuti uji kelayakan
untuk dapat naik ke tingkatan
Garuda. Setelah mengajukan
permohonan, Kwartir akan mengevaluasi peserta didik itu tentang
kelayakan, baik dalam segi mental, ataupun sisi kelayakan persyaratan.
Setelah dinilai cakap dan memenuhi persyaratan, calon Pramuka
Garuda akan wawancarai oleh tim penguji yang terdiri dari tokoh
kwartir, gugus depan, guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.
Setelah lulus tes wawancara dan tes kecakapan, seorang peserta didik akan dilantik menjadi
Pramuka Garuda. Pelantikan biasanya diselenggarakan bertepatan dengan hari yang bermakna
khusus, baik bagi peserta didik tersebut ataupun bagi Gerakan Pramuka, semisal: hari ulang
tahun atau Hari Pramuka. Pelantikan umumnya dihadiri oleh Tim Penguji, orang tua dan tokoh
Pramuka.
Syarat-syarat Pramuka Garuda untuk Pramuka Penegak
Seorang Pramuka Penegak ditetapkan sebagai Pramuka Garuda jika telah memenuhi syaratsyarat
sebagai berikut:
1. Menjadi contoh yang baik dalam gugusdepan, di rumah, di sekolah, di tempat kerja atau
di dalam masyarakat, sesuai dengan isi Trisatya dan Dasadarma.
2. Memahami Undang-undang Dasar 1945.
3. Telah menyelesaikan SKU tingkat Penegak Laksana.
4. Telah memiliki Tanda Kecakapan Khusus untuk Pramuka Penegak, sedikit-dikitnya
sepuluh macam dari tiga bidang Tanda Kecakapan Khusus, sedikitnya satu macam TKK
tingkat Utama dan tiga macam TKK tingkat Madya, yaitu :
5. Lima buah TKK wajib yang dipilih di antara :
TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
TKK Pengatur Rumah
TKK Juru Masak.
TKK Berkemah.
TKK Penabung.
TKK Penjahit.
TKK Juru Kebun
TKK Pengaman Kampung
TKK Pengamat
TKK Bidang Olah Raga, misalnya gerak jalan, berenang, dan lain-lain.
6. Lima buah TKK pilihan, yang dapat dipilih di antara TKK yang telah ditetapkan dengan
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
7. Sedikit-dikitnya sudah tiga kali mengikuti pertemuan-pertemuan Pramuka untuk
golongan Penegak, di tingkat ranting, cabang, daerah, nasional atau internasional.
8. Tergabung dalam Satuan Karya Pramuka, dan dapat menyelenggarakan suatu proyek
produktif yang bersifat perorangan atau bersifat bersama, sesuai dengan Satuan Karya
yang diikutinya.
9. Dapat membuktikan dirinya sebagai penabung Tabanas yang rajin dan teratur.
10. Dapat mempertunjukkan kecakapannya di depan umum dalam salah satu bidang seni
budaya, atau membantu menyelenggarakan pertunjukan kesenian.
11. Dapat menjalankan dan memimpin salah satu cabang olah raga, yang dipilih dari cabang
olahraga atletik, renang, senam, bela diri, gerak jalan atau cabang olah raga lainnya.
12. Pernah ikut serta dalam kegiatan memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan menilai
kegiatan pembangunan masyarakat di lingkungannya.
Tambahan
Pramuka Garuda adalah sebutan untuk pencapaian tingkat tertinggi dalam kecakapan untuk
setiap golongan peserta didik dalam Pramuka. Ketentuan mengenai penyelenggaraan Pramuka
Garuda diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 101 tahun 1984.
Memang aturan tersebut sudah cukup lama dan belum pernah ditinjau kembali, untuk itu
Kwarnas Gerakan Pramuka perlu untuk melakukan review terhadap aturan tersebut. Peninjauan
kembali itu diperlukan dalam menyempurnakan aturan guna penyesuaian dengan perkembangan
gerakan Pramuka akhir-akhir ini. Bagaimanakah perubahan yang hendak dilakukan oleh
Kwarnas, berikut artikel yang ditulis oleh Ka Kwarnas Gerakan Pramuka, Kak Prof. dr. Azrul
Azwar, M.PH. yang dimuat di situs pramuka.or.id.
PENDAHULUAN
Sebagaimana yang berlaku pada pelbagai jalur pendidikan lainnya, pendidikan kepramukaan
yang termasuk dalam jalur pendidikan non-formal, sangat menghargai prestasi yang dicapai oleh
peserta didik. Ada empat golongan peserta didik yang terdapat dalam pendidikan kepramukaann
yakni peserta didik siaga (7-10 tahun), penggalang (11-15 tahun), penegak (16-20 tahun) serta
pendega (21-25 tahun). Kepada setiap peserta didik dari setiap golongan yang diniilai
berprestasi diberikan penghargaan berupa tanda kecakapan
Pada saat ini tanda kecakapan yang dimiliki oleh Gerakan Pramuka banyak macamnya.
Masing-masing tanda kecakapan tersebut memiliki nilai tersendiri yang secara akumulatif
mencerminkan prestasi keseluruhan setiap peserta didik. Dari banyak tanda kecakapan yang
dimiliki oleh Gerakan Pramuka pada saat ini, salah satu diantaranya disebut tanda kecakapan
Pramuka Garuda. Pada saat ini tanda kecakapan Pramuka Garuda adalah tanda kecakapan
tertinggi diantara pelbagai tanda kecakapan lainnya, yang diberikan kepada peserta didik dengan
prestasi istimewa, yang disebut Pramuka Garuda.
PENGERTIAN
Pramuka Garuda adalah seorang pramuka yang karena prestasi yang dicapainya, menjadi
teladan bagi pramuka lain dan/ataupun generasi muda lain disekitarnya. Untuk dapat menjadi
Pramuka Garuda, seorang peserta didik harus memenuhi sejumlah persyaratan serta memiliki
tanda kecakapan Pramuka Garuda. Adapun yang dimaksud dengan persyaratan disini ialah
ketentuan yang harus dipenuhi oleh peserta didik untuk memperoleh tanda kecakapan Pramuka
Garuda, sesuai dengan golongan usianya.
Sedang yang dimaksud dengan tanda kecakapan Pramuka Garuda adalah tanda kecakapan
tertinggi yang diberikan kepada peserta didik yang memenuhi syarat Pramuka Garuda.
Sebagaimana pemberian pelbagai tanda kecakapan lainnya, pemberian tanda kecakapan
Pramuka Garuda sekali gus dimaksudkan pula sebagai alat ukur dalam menilai keberhasilan
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, terutama dalam menerapkan prinsip dasar dan
medoda kepramukaan
TUJUAN DAN SASARAN
SK Kwarnas No 101 tahun 1984 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda
menyebutkan bahwa tujuan pemberian Tanda Pramuka Garuda adalah untuk merangsang dan
mendorong para Pramuka agar senantiasa lebih bersungguh-sungguh dalam mengamalkan satya
dan darma Pramuka serta melatih diri sehingga dapat menjadi teladan bagi anggota Gerakan
Pramuka maupun anak-anak dan pemuda lain
Sedangkan sasaran pemberian Tanda Pramuka Garuda dibedakan atas tiga macam. Pertama
menggiatkan setiap Pramuka untuk berusaha meningkatkan kecakapan dan keterampilan, sikap
dan tindakannya, sehingga dapat mempersiapkan diri menjadi tenaga pembangunan bangsa dan
negara. Kedua, mewujudkan usaha kegiatan pendidikan bagi para remaja untuk menerapkan
prinsip dasar dan metodik pendidikan kepramukaan. Ketiga, menarik minat Pramuka, anak-anak
dan pemuda lain agar mengikuti jejak Pramuka Garuda
PENGGOLONGAN
SK Kwarnas No 101 tahun 1984 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda
membedakan Pramuka Garuda atas empat golongan yakni (1) Pramuka Garuda untuk Pramuka
Siaga, (2) Pramuka Garuda untuk Pramuka Penggalang, (3) Pramuka Garuda untuk Pramuka
Penegak, serta (4) Pramuka Garuda untuk Pramuka Pandega
Pada saat ini disesuaikan dengan perkembangan gerakan kepramukaan tingkat nasional maupun
mancanegara, sedang disusun konsep Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda yang baru,
yang membedakan Pramuka Garuda atas lima golongan. Kelima golongan tersebut adalah (1)
Pramuka Garuda Hijau untuk Pramuka Siaga, (2) Pramuka Garuda Merah untuk Pramuka
Penggalang, (3) Pramuka Garuda Kuning untuk Pramuka Penegak), (4) Pramuka Garuda Perak
untuk Pramuka Pandega, serta (5) Pramuka Garuda Emas untuk Pramuka yang telah berhasil
meraih tiga Pramuka Garuda dalam tiga golongan yang berbeda
Di luar negeri, jumlah penggolongan dan penamaan Pramuka Garuda agak berbeda. Di
Malaysia, Filipina, Korea dan Amerika Serikat dikenal hanya satu golongan Pramuka Garuda
yang disebut King Scout (Malaysia), Eagle Scout (Filipina dan Amerika Serikat), serta Tiger
Scout (Korea), yang diberikan kepada Pramuka Penggalang. Sedangkan di Singapore dan
Jepang dikenal dua golongan Pramuka Garuda yang disebut King Scout (Singapore) dan Fuji
Scout (Jepang) yang diberikan kepada Pramuka Penggalang dan Pramuka Pendega.
Untuk hasil yang optimal, perlulah dipelajari pelbagai konsep yang saat ini ada, sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan salah interpretasi serta tidak sulit menerapkannya. Pertanyaan
mendasar yang perlu dibahas, setidak-tidaknya mencakup tiga hal pokok yakni (1) Apakah
setiap golongan perlu ada Pramuka Garuda?, (2) Apakah perlu dibedakan nama Pramuka Garuda
untuk setiap golongan? Serta (3) Apakah perlu dibentuk penggolongan baru yakni Pramuka
Garuda Emas?
PERSYARATAN
SK Kwarnas No 101 tahun 1984 maupun draft SK Kwarnas yang baru tentang Petunjuk
Penyelenggaran Pramuka Garuda, telah menetapkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi
untuk dapat menjadi seorang Pramuka Garuda. Persyaratan yang dimaksud dibedakan sesuai
dengan penggolongan Pramuka Garuda yang dianut. Pada SK Kwarnas No 101 tahun 1984,
persyaratan tersebut dibedakan atas 4 golongan. Sedangkan pada draft SK Kwarnas dibedakan
atas 5 golongan.
Pelbagai persyaratan tersebut, termasuk persyaratan yang berlaku di luar negeri, perlu dipelajari
sengan sebaik-baiknya, sehingga tidak nantinya sampai menimbulkan salah interpretasi serta
tidak sulit melaksanakannya.
Hanya saja jika diperhatikan rumusan perbagai persyaratan yang saat ini ada, baik yang
tercantum dalam SK Kwarnas No 101 tahun 1984, maupun dalam draft SK Kwarnas, disarankan
kiranya rumusan dan pengelompokan persyaratan dapat lebih disempurnakan. Rumusan dan
pengelompokan persyaratan yang diusulkan seyogiyanya dapat mengikuti kebiasaan yang
berlaku di lembaga pendidikan, yang inti pokoknya disusun berdasarkan kompetensi
(competency based) yang penjabarannya dibedakan atas tiga ranah utama yakni :
Ranah Kognitif, yang menguraikan tentang aspek pengetahuan yang harus dimiliki Pramuka
Garuda. Ranah Afektif, yang menguraikan tentang aspek sikap yang harus dimiliki Pramuka
Garuda. Ranah Psikomotor, yang menguraikan tentang aspek perilaku dan keterampilan yang
harus dimiliki Pramuka Garuda
HAK, KEWAJIBAN, PENILAIAN, PEMBERIAN, PEMAKAIAN DAN TANDA
KECAKAPAN
SK Kwarnas No 101 tahun 1984 maupun draft SK Kwarnas yang baru tentang Petunjuk
Penyelenggaran Pramuka Garuda, telah menetapkan sejumlah hak dan kewajiban Pramuka
Garuda. Adalah harapan bersama kiranya kedua rumusan tersebut dapat dipelajari dengan
sebaik-baiknya, sehingga tidak nantinya sampai menimbulkan salah interpretasi serta tidak sulit
melaksanakannya. Khusus untuk rumusan kewajiban, disarankan kiranya pengelompokannya
dapat disempurnakan, yakni mengikuti pengelompokan rumusan kewajiban yang tercantum
dalam Trisatya Gerakan Pramuka, yang untuk lengkapnya ditambah dengan satu kewajiban lain
yakni kewajiban Pramuka Garuda terhadap Gerakan Pramuka. Rumusan dan pengelompokan
kewajiban yang disarankan tersebut adalah :
Kewajiban terhadap tuhan
Kewajiban terhadap negara
Kewajiban terhadap sesama
Kewajiban terhadap diri sendiri
Kewajiban terhadap Gerakan Pramuka
Sama halnya dengan hak dan kewajiban, SK Kwarnas No 101 tahun 1984 maupun draft SK
Kwarnas yang baru tentang Petunjuk Penyelenggaran Pramuka Garuda, telah menetapkan pula
tata cara penilaian, pemberian, pemakaian serta tanda kecakapan Pramuka Garuda. Adalah
harapan bersama kiranya semua rumusan tersebut dapat dipelajari dengan sebaik-baiknya,
sehingga tidak nantinya sampai menimbulkan salah interpretasi serta tidak sulit
melaksanakannya.
WADAH PRAMUKA GARUDA
Salah satu masalah yang banyak dibicarakan dalam kaitan Pramuka Garuda adalah tindak lanjut
dari keberadaan Pramuka Garuda tersebut. Pertanyaan pokok yang sering diajukan adalah
bagaimana dapat memberdayakan para Pramuka Garuda, sedemikian rupa sehingga potensi
yang dimiliki dapat dimanfatkan sebesar-besarnya bagi kemajuan Gerakan Pramuka.
Jawaban terhadap pertanyaan ini adalah diperlukan tersedianya wadah khusus yang dapat
menampung, mengorganisir, memberdayakan serta menyalurkan potensi para Pramuka Garuda.
Untuk ini draft SK Kwarnas yang baru tentang Petunjuk Penyelenggaran Pramuka Garuda telah
menetapkan perlunya wadah Pramuka Garuda dengan pengaturan sebagai berikut:
Nama dan Kedudukan
Pramuka Garuda Hijau dan Merah dihimpun dalam Persaudaraan Pramuka Garuda di tingkat
Kwartir Cabang,
Pramuka Garuda Kuning dan Perak dihimpun dalam Persaudaraan Pramuka Garuda di tingkat
Kwartir Daerah,
Pramuka Garuda Emas dihimpun dalam Persaudaraan Pramuka Garuda di tingkat Kwartir
Nasional
Fungsi
Ajang silahturami sesama Pramuka Garuda,
Sarana pertukaran informasi dan berbagi pengalaman,
Membantu Kwartirnya dalam mengelola kegiatan program Peserta Didik,
Membantu Kwartirnya dalam meningkatkan jumlah dan mutu Pramuka Garuda
Status.
Wadah Persaudaraan Pramuka Garuda merupakan lembaga independen yang bukan merupakan
Lembaga Kelengkapan Kwartir
Nama dan lambang.
Nama dan lambang Wadah Persaudaraan Pramuka Garuda ditentukan oleh anggota
Persaudaraan Pramuka Garuda masing-masing
Hubungan internasional.
Wadah Persaudaraan Pramuka Garuda di tingkat Kwartir Nasional dapat menjalin hubungan
dengan wadah yang serupa di tingkat Internasional
Memperhatikan rumusan yang tercantum dalam draft SK Kwarnas, agaknya perlu dipelajari
pelbagai aspek yang dicantumkan, khususnya tentang status, nama dan lambing serta hubungan
internasional, sedemikian rupa, sehingga tidak nantinya dikemudian hari sampai menimbulkan
permasalahan.
Khusus untuk hubungan internasional, pada saat ini di tingkat internasional memang telah
terbentuk wadah persaudaraan Pramuka Garuda yang disebut dengan nama Association of Top
Aceivement Scout (ATAS). Asosiasi ini untuk tingkat Asia Pasifik pertama kali didirikan pada
tahun 2004 di Brunei Darussalam. Pada saat ini ketuanya adalah Mr Simon Rhee dari Korea dan
beberapa Pramuka Garuda dari Indonesia secara perseorangan telah terdaftar sebagai anggota
ATAS.
PENUTUP
Pendidikan kepramukaan yang tujuan utamanya adalah untuk membentuk watak, keperibadian
dan pekerti serta keterampilan generasi muda, sangat menghargai prestasi yang dicapai oleh
peserta didik. Penghargaan terhadap prestasi tersebut diberijkan dalam bentuk tanda kecakapan
Pada saat ini tanda kecakapan yang dimiliki oleh Gerakan Pramuka banyak macamnya. Salah
satu diantaranya disebut tanda kecakapan Pramuka Garuda yang merupakan tanda kecakapan
tertinggi, yang diberikan kepada peserta didik dengan prestasi istimewa, yang disebut Pramuka
Garuda
KEPUSTAKAAN
Azrul Azwar: Revitalisasi Gerakan Pramuka, Kwarnas, Jakarta, 2008
Kwarnas: Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Kwarnas,
Jakarta 1999
Kwarnas: Petunjuk Penyelenggaran Gugusdepan Gerakan Pramuka, Kwarnas, Jakarta 2007
Kwarnas: Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda

Ambalan Pramuka Penegak

 

Ambalan Pramuka Penegak

Ambalan Penegak atau sering hanya disebut ambalan adalah satuan organik dalam Gerakan Pramuka yang terdiri atas paling banyak 40 orang Pramuka Penegak. Ambalan Penegak dibagi dalam 4 sangga yang masing-masing sangga terdiri atas 5 - 10 orang Pramuka Penegak. Ambalan Penegak merupakan tempat pembinaan Pramuka berusia 16 sampai 20 tahun yang disebut Pramuka Penegak.
Gerakan Pramuka menghimpun anggotanya dalam satuan dan kwartir. Satuan terdepan dalam pembinaan peserta didik adalah Gugusdepan. Dalam Gugusdepan yang lengkap terdapat Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan Racana Pandega. Namun jika tidak memungkinkan, sebuah gugusdepan boleh hanya memiliki salah satu satuan saja semisal Ambalan Penegak.
Pembentukan ambalan ini bertujuan untuk memudahkan penghimpunan, pengelolaan, penggerakan dan pengarahan peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka Penegak untuk mencapai tujuannya.

Ketentuan umum

  • Ambalan terdiri dari paling banyak 50 orang Pramuka Penegak.
  • Ambalan Penegak putra terpisah dengan Ambalan Penegak putri.
  • Ambalan terdiri dari satuan-satuan kecil yang dinamakan “Sangga” yang masing-masing terdiri dari 5 sampai 10 orang Pramuka Penegak.
  • Pembentukan sangga dilakukan oleh Pramuka Penegak sendiri, dan bila diperlukan dapat dibantu oleh para Pembina dan Pembantu Pembina Pramuka Penegak.

Kepemimpinan

  • Ambalan dipimpin oleh seorang Pembina Penegak dibantu dua orang Pembantu Pembina. Pembina Penegak sedikitnya berusia 26 tahun sedang Pembantu Pembina sedikitnya berusia 26 tahun.
  • Pembina dan Pembantu Pembina Penegak putra harus dijabat oleh pria sedang Pembina dan Pembantu Pembina Penegak putri harus dijabat oleh Wanita.
  • Tiap sangga dipimpin oleh seorang Pimpinan Sangga (Pinsa) yang dibantu oleh seorang Wakil Pemimpin Sangga. Pinsa dan Wapinsa dipilih dari dan oleh anggota sangga yang bersangkutan.
  • Oleh dan dari para Pemimpin Sangga dipilih seorang untuk melaksanakan tugas di tingkat ambalan yang disebut Pemimpin Sangga Utama dipanggil Pradana.

Anggota Ambalan Penegak

Anggota Ambalan Penegak terdiri atas:
  • Tamu Penegak
Tamu Penegak adalah seorang Pramuka Penggalang yang karena usianya dipindahkan dari Pasukan Penggalang ke Ambalan Penegak, atau pemuda yang berusia 16 tahun sampai dengan 20 tahun yang belum pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka. Lamanya menjadi Tamu Penegak paling lama 3 (tiga) bulan. Selama menjadi Tamu Penegak diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan adat-istiadat yang berlaku di Ambalan tersebut. Bagi anggota Ambalan lainnya diberi kesempatan untuk mengenal dan menilai Tamu Penegak tersebut.
  • Calon Penegak
Calon Penegak ialah Tamu Penegak yang dengan sukarela menyatakan diri sanggup mentaati peraturan dan Adat Ambalan dan diterima oleh semua anggota Ambalan untuk menjadi anggota Ambalan tersebut. Lamanya menjadi Calon Penegak sedikitnya 6 (enam) bulan.
Perpindahan status dari Tamu Penegak menjadi Calon Penegak dilaksanakan dengan upacara sederhana dan dialog yang mengandung pendidikan bagi segenap anggota Ambalan tersebut.
Hak dan kewajibann calon Penegak, antara lain :
  1. Tidak mempunyai hak suara dalam musyawarah.
  2. Mempunyai hak bicara dalam diskusi, pertemuan dan musyawarah.
  3. Harus mengikuti acara Ambalan yang bersangkutan.
  4. Berkewajiban menyelesaikan SKU tingkat Penegak Bantara.
  5. Berkewajiban ikut menjaga dan mengembangkan nama baik Ambalannya.
Setiap Calon Penegak dibina oleh dua orang Penegak Bantara/Laksana dari Ambalan yang bersangkutan.
  • Penegak
Yang terdiri atas:
  1. Penegak Bantara, yaitu Pramuka Penegak yang telah menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum Penegak Bantara
  2. Penegak Laksana, yaitu Pramuka Penegak yang telah menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum Penegak Laksana

Dewan Penegak

Untuk mengembangkan kepemimpinan di ambalan, dibentuk Dewan Ambalan Penegak, yang disingkat Dewan Penegak. Dewan Penegak dipimpin oleh seorang ketua yang disebut Pradana dengan susunan sebagai berikut:
  • Seorang ketua yang disebut Pradana.
  • Seorang wakil ketua.
  • Seorang sekretaris yang disebut kerani.
  • Seorang Bendahara.
  • Seorang Pemangku Adat.
Kegiatan, kewenangan, tugas dan mekanisme Dewan Penegak antara lain:
  • Tugas Dewan Ambalan merencanakan dan melaksanakan program berdasarkan Keputusan Musyawarah Penegak.
  • Masa bakti Dewan Ambalan adalah satu tahun.
  • Musyawarah Penegak dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) tahun sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota Ambalan dengan acara:
  1. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
  2. Merencanakan kegiatan ambalan yang akan datang.
  3. Membicarakan adat istiadat ambalan.
  4. Memilih pengurus Dewan Ambalan masa bakti berikutnya.
  5. Apabila diperlukan, Ambalan dapat membentuk Sangga. Dalam melaksanakan tugas, Dewan Ambalan dapat membentuk Sangga Kerja.

Dewan Kehormatan

Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan anggota, maka dibentuk Dewan Kehormatan Penegak yang disingkat Dewan Kehormatan dengan anggota yang terdiri atas:
  • Anggota Dewan Ambalan Penegak
  • Pembina dan Pembantu Pembina Penegak (sebagai penasehat)
Dewan Kehormatan Penegak mempunyai wewnang dan kewajiban untuk menentukan:
  1. Pelantikan, pemberian TKK, tanda penghargaan dan lain-lain kepada Pramuka Penegak yang berjasa atau berprestasi.
  2. Pelantikan Pemimpin dan Wakil Pemimpin Sangga serta Pradana.
  3. Tindakan terhadap pelanggaran kode kehormatan.
  4. Rehabilitasi anggota Ambalan Penegak.
  5. Anggota yang dianggap melanggar sebelum diambil tindakan diberi kesempatan untuk membela diri dalam rapat Dewan Kehormatan.

Referensi

  • SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No: 220 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-pokok Organisasi Gerakan Pramuka.
  • SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No: 137 Tahun 1987 tentang Gugusdepan Gerakan Pramuka.